Sunday, April 26, 2009

Dan Bak Sampah Itupun Dibongkar Saja

Pernahkah anda mengikuti pertemuan RT di mana anda sekarang tinggal?, kapan terakhir anda menghadirinya?, tahukah anda nama lengkap Kepala Keluarga yang tinggal di sebelah kiri, kanan, depan, dan belakang rumah anda?. Silahkan anda mencoba menjawabnya.

Di perumahan saya tinggal, atas persetujuan warga tentunya, pertemuan RT disetujui untuk diadakan setiap dua bulan sekali. Apakah frekuensi ini sebuah angka yang ideal atau tidak?, kita lihat bagaimana perkembangannya seiring perjalanan waktu. Terus terang saya jarang sekali menghadirinya. Sibuk dan ada acara lain yang tak dapat ditinggalkan menjadi alasan klasiknya. Bagaimana dengan anda?

Kepengurusan RT yang baru, sudah hampir setahun ini menjalankan program-programnya, tidak banyak memang tapi ada dan keseriusan untuk menjalankannya nampak kasat mata. Sementara kepengurusan RW baru terbentuk kurang lebih tiga bulan yang lalu.

Kemarin malam, saya ikutan pertemuan RT dan ini simple saja, karena saya sudah tak bisa menghindar lagi untuk tidak mengikutinya. Rupanya, Pak RT punya kiat khusus untuk menghadapi warga seperti saya. Pertemuan lokasinya diganti-ganti dan tadi malam kebetulan jalanan di sebelah rumah saya yang jadi lokasi pertemuan. Istri dan anak-anak tidak mengajak keluar rumah, mungkin mereka mafhum bahwa akhir bulan sudah datang. Pas sudah.

Benar, pertemuan itu dilakukan di jalanan. Tikar digelar, kacang godog, aneka jajan pasar seperti onde-onde, risol, pastel, air mineral dan kopi panas disajikan. Tak lupa ada tiga asbak yang berbeda ukuran dan warnanya turut memenuhi gelaran tikar. Untung saja hujan tak jadi datang.

Hanya satu agenda saja yang dibicarakan. Sosialisasi program-program Pengurus RW yang baru terbentuk, itu saja. Tapi tak ayal, perbincangan ngalor-ngidul dengan aneka topik dan komen-komen nakal menggelitik tetap saja tak terhindarkan, sebelum acara pertemuan dibuka secara resmi oleh Pak RT tentunya. Bagaimanapun kita tahu kapan waktunya ngalor-ngidul dan kapan waktunya ngetan ngulon.

Ada beberapa hal yang disampaikan oleh pengurus RW, pertama, situasi keuangan RW tentu saja. Dilaporkan bahwa kas RW dalam kondisi defisit dan cukup banyak juga jumlahnya. Coba saja ADB memberikan kesempatan untuk mengajukan kredit, tidak hanya untuk Pemerintah tetapi juga untuk Pengurus RW, pasti defisit anggaran RW dengan mudah akan tertutupi. Tak lupa, salah satu pengurus RW yang menjadi Ketua KPPS menyampaikan rasa terima kasihnya karena pemilu legislatif dapat terselengara dengan aman dan perhitungan suara dapat diselesaikan pada hari itu juga, jam 8 malam tepatnya. Masalah DPT?, tentu saja ada dan untuk PilPres nanti, mari kita perbaiki bersama, begitu katanya.

Hal kedua yang disampaikan adalah program-program apa saja yang sudah dilakukan selama 30 hari pertama awal kepengurusan. Reformasi di sektor keamanan sudah dan akan terus dilakukan, para petugas keamanan mendapatkan seragam dan sepatu baru beserta pelatihan-pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan performance-nya. Dampak positifnya cukup terasa.

Fogging sudah dilakukan, dua kali bahkan. Saya jadi tahu kalau ternyata waktu melakukan fogging yang baik adalah antara jam 7 sampai 11 pagi. Panas matahari yang menjadi alasannya. Semakin siang, semakin cepat terurai ikatan kimia obat yang disemprotkan. Begitu katanya. O ya, pengurus RW juga menyampaikan bahwa RW kita sudah mempunyai alat fogging sendiri, jadi kita sudah independen, tidak bergantung kepada Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat lagi katanya. Kalau RW lain disekitar membutuhkan, bisa kita sewakan ke mereka, kata pengurus RW. Hebat kan.

Program lain yang termasuk dalam program 30 hari pertama adalah revitalisasi dan maintenance sistem drainase perumahan kami. Keren kan. Paling tidak sudah 10 tahun umur perumahan ini dan selama itu pula usaha revitalisasi ini belum pernah dilakukan oleh kepengurusan sebelumnya. Kalau sampai tersumbat, banjir yang akan mengunjugi perumahan kita.

Rangkaian kegiatan dalam kerangka revitalisasi dan maintenance ini adalah dengan pengecekan bak kontrol yang ada di depan rumah warga. Pengerukan adalah langkah selanjutnya. Sayangnya, banyak bak kontrol yang sudah beralih fungsinya. Banyak yang jadi bak sampah dan ada pula yang ditutup oleh lapisan beton, entah untuk apa. Kontroversi muncul pada saat revitalisasi & maintenance officer akan membongkar bak sampah yang berada di atas bak kontrol. Beberapa warga yang bak sampahnya diatas bak kontrol tidak terima.

Pengurus RW menjelaskan, desain asli dari developer adalah bak sampah berada di dalam pagar. Bak kontrol yang berada di luar pagar masuk dalam kategori fasos dan fasum yang harus dijaga bersama. Program revitalisasi dan maintenance sistem drainase tidak dapat berjalan kalau bak control tidak ada padahal menghindari banjir adalah tujuan utama. Dan bak sampah itupun dibongkar saja, hmmmmmm.



0 comments:

Post a Comment